Sabtu, 18 Januari 2014

Nasib sedih

hai, setelah lama mati suri, kini aku kembali lagi. well, dengan kisah sedih dan sial pastinya. aku telah putus dengan satu bulan lalu setelah menjalani empat tahun bersama. yah, empat tahun yang sia-sia menurutku. aku begitu membencinya, tapi kadang aku rindu sekali dengannya. entah apa maunya perasaanku ini, jika dia seperti akar gigi yang tinggal di gusi, maka aku akan langsung menariknya dengan tang dan membakarnya dengan spirtus. tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah supaya aku lega. supaya aku sedikit tenang. meluapkan kekesalan dengan cara seperti itu boleh-boleh saja toh? demi kepuasan batinmu sendiri pasti akan kau lakukan, aku jamin.
aku gak bisa bilang aku gampang melupakanmu. jauh di dalam lubuk hatiku, aku masih sangat menyayangimu. tapi yang tak masuk akal dan paling menusuk kalbu adalah kau mendengar sugesti temanmu untuk putus saja denganku. hello?? siapa yang selama ini menemanimu jika bukan aku? siapa yang selama ini disisimu ketika kau terasing dihutan? dimana otakmu bodoh? apa kau tak mengerti perasaanku. aku minta sekali saja, untuk mencoba berpikir jika aku adalah dirimu. bagaimana jika kau setia pada seseorang selama dua tahun kau selalu menunggunya dan begitu bertemu tebak apa yang kau dapatkan? dia mencampakkanmu...
aku ingin rasanya membalas dendam. setidaknya aku menyinggung hatimu, melukai perasaanmu sedikit saja. biar kau tahu rasa sakit yang aku alami. aku menderita sekali..
kau tak tahu aku menangis berkali-kali, aku berpikir kenapa ada orang sekejam itu padaku. aku membalas dengan menunjukkan diri bahwa aku tak sama sekali terluka. jika kau melepaskanku ya sudah, jika kau ingin kembali sorry aku tak bisa. tapi ini fake..
rasanya sakit sekali harus mencintai orang lain, membuka diri terhadap pria yang sama sekali tak kau cinta demi hanya untuk melupakan rasa sakit ini. apakah aku harus mempermainkan perasaan pria setelah perbuatanmu itu? entahlah, aku tak tahu apa itu berguna apa tidak bagiku. yang jelas aku tak ingin melakukannya.
cara terbaik melupakan sakit hati adalah menerima cinta yang baru, dan itu yang sulit aku lakukan. mencintaimu dengan benar-benar saja, butuh waktu yang lama bagiku. padahal aku menerimamu apa adanya tapi mengapa kau begini?
kau tahu, ketika pertama kali kita berhubungan aku sudah menerimamu apa adanya. bagiku tak masalah kau kaya atau tidak, kau bekerja atau tidak yang penting kau sholat lima waktu dan sayang padaku. tapi beginikah balasanmu untukku? tega sekali dirimu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar